Kebudayaan Jepang
Jepang adalah
negara asia timur, yang biasa di juluki sebagai matahari terbit. masyarakat Jepang mempunyai sifat yang disiplin dan
pekerja keras. Jepang sebagai negara yang maju dan berkembang khususnya dibidang
ekonomi, memiliki produk domestik bruto terbesar nomor 2 setelah Amerika
Serikat dan masuk dalam urutan 3 besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.
Saya akan
menjelaskan tentang pakaian-pakaian jepang yaitu:
1.
Furisode
adalah kimono berlengan lebaryang dikenakan wanita muda yang belum menikah.
Dibuat dari bahan berwarna cerah,motif kain
berupa bunga dan tanaman, keindahan musim, binatang, atau burung yang
digambar dengan tangan memakai teknik yuzen. Kain bias bertambah mewah dengan
tambahan bordiran benang emas.
2.
Hakama adalah
pakaian luar tradisional jepang yang dipakai
untuk menutupi pinggang sampai mata kaki. Dipakai sebagai pakaian bagian
bawah, hakama merupakan busana resmi pria untuk menghadiri acara formal seperti
upacara minum teh, pesta pernikahan, dan seijin shiki. Anak laki-laki
mengenakannya sewaktu merayakan Shinci-Go-Shan. Montsuki yang dikenakan bersama
hakama dan haori merupakan setelan baju pengantin priatradisional.
3.
Homongi adalah salah satu jenis kimono formal untuk wanita yang menikah atau belum menikah.
Menurut urutan tingkat formalitas, homongi berada setingkat di bawah
irotomesode. Dikenakan bersama fukuro obi, homongi dipakai sewaktu diundang ke
pesta pernikahan yang bukan diadakan sanak keluarga, upacara minum teh, merayakan tahun baru, dan pesta-pesta. Sewaktu membeli kimono, pemakai bisa memesan lebar
lengan kimono sesuai keinginan. Wanita yang belum menikah memakai homongi
dengan bagian lengan yang lebih lebar.
4.
Kimono adalah pakaian tradisional jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu
yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). Pada zaman
sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan
panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita
mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono
berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri.
Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut atau pinggang, dan
diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu
mengenakan kimono adalah zori atau geta.
5.
Obi (sabuk) adalah sabuk pinggang dari kain yang dipakai sewaktu mengenakan kimono atau keikogi. Obi untuk kimono umumnya dibuat dari kain sutra. Kimono pria dikenakan bersama obi
dari kain kaku yang sempit, atau kain lentur yang
panjang. Kimono wanita dikenakan bersama obi berhiaskan corak tenun atau
bordir. Obi dililitkan seperti halnya memakai setagen.
6.
Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Tomesode dari kain
krep berwarna hitam disebut kurotomesode (tomesode hitam), sedangkan tomesode
dari kain krep berwarna disebut irotomesode (tomesode warna). Menurut urutan
tingkat formalitas, tomesode adalah pakaian paling formal setara dengan baju
malam. Istilah tomesode berasal tradisi wanita yang sudah menikah atau
sudah menjalani genbuku untuk memperpendek lengan furisode yang dikenakannya
semasa gadis.
7.
Yukata (baju sesudah mandi) adalah jenis kimono yang dibuat dari bahan kain katun tipis
tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar
badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air
panas. Menurut urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang
dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, atau menari pada
perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita
sudah menikah atau belum menikah.
Kesimpulan :
Dengan
keanekaragaman kebudayaan di jepang,
terdapat berbagai jenis pakaian-pakaian khas jepang yang sering
digunakan setiap hari atau saat hari peringatan tertentu. Bukan hanya pakaian khusus
wanita tetapi pakaian khusus pria pun ada, dengan berbagai jenis bentuk, motif,
dan warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar