RENDANG
Makanan ini menggunakan bahan dasar santan dan daging
sapi, yang direbus perlahan dengan campuran bumbu serai, lengkuas, bawang
putih, kunyit, jahe, dan cabai. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus
diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering. Rendang biasa ditemukan di
rumah makan Minang.
Rendang
memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau.
Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang,Sumatra Barat yaitu
musyawarah,
yang berangkat dari 4 bahan pokok, yaitu:
- Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat).
- Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual).
- Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama.
- Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Ada dua macam jenis rendang rendang yaitu rending kering
dan basah. Rendang kering biasanya dapat disimpan selama tiga sampai empat
bulan, dan digunakan untuk acara-acara seremonial atau tamu kehormatan. Rendang
basah juga dikenal dengan kalio dapat ditemukan di seluruh Rumah Makan Padang, dan hanya dapat bertahan
dalam waktu satu bulan.
Bahan:
1 kg daging
sapi, dipotong jadi sekitar 15 potong (Lihat gambar)
2 liter santan
dari 3 butir kelapa tua parut dan diperas.
1 batang serai,
dimemarkan
1 lembar daun
kunyit
5 lembar daun
jeruk purut, diikat dengan daun kunyit
Bumbu yang dihaluskan:
12-20 cabai
merah, digiling
6 butir bawang
merah
3 siung bawang
putih
1 cm jahe
5 cm
lengkuas/laos
garam
secukupnya
Cara
Membuat:
Masak santan
bersama daun kunyit, daun jeruk dan serai.
Lalu masukkan bumbu yang sudah dihaluskan sampai mendidih dan kecilkan
apinya.
Lalu masukkan
daging yang sudah dipotong-potong dan aduk terus dengan rata agar matangnya
merata.
Masak terus
daging dengan api sedang sampai santan mengental dan agak kering dan daging
sudah menjadi empuk.
Dihidangkan
sekali panas atau dingin sesuai dengan selera masing-masing. Paling enak kalau dihidangan bersama Nasi
Putih.