TUGAS KELOMPOK
“Manajemen Kinerja”
Kelompok 2
Nama Anggota Kelompok :
1. Gita Ayu Puspahati (13211083)
2. Gustara Alfianda Putra (13211113)
3. Herlin Riana Sari (13211344)
4. Herni Rahmawati (13211352)
5. Kurnia Irawati (14211043)
6. Rizky Rudi Febriani (16211402)
7. Selvia Fauzi Saleh (16211664)
Kelas : 4EA20
FAKULTAS ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
“Efektifitas Kinerja dan Perancanaan Kinerja”
Manajemen
kinerja juga merupakan instrument untuk mendapatkan hasil-hasil yang lebih baik
dari organisasi, tim dan para individu dengan mengelola kinerja sesuai dengan
tujuan, sasaran dan standar yang telah disepakati bersama. Manajemen kinerja sebagai
proses komunikasi yang berkelanjut antara atasan dan bawahan untuk memperjelas
dan menyepakati fungsi pokok pekerjaan bawahan dan pelaksanaannya guna
berkontribusi mencapai tujuan organisasi, manajemen kinerja bukanlah proses
satu arah dari atas kebawah, melainkan proses interaktif
dimana terjadi dialog dan diskusi antara atasan dan bawahan berkenaan dengan
target pekerjaan bawahan.
Untuk
itu, manajemen kinerja memiliki lima komponen sebagai berikut :
- Perencanaan kerja dimana atasan
dan bawahan berupaya merumuskan, memahami dan menyepakati target kinerja
bawahan dalam rangka mengoptimalkan kontribusinya terhadap mencapaian
tujuan-tujuan organisasi;
- Komunikasi berkelanjutan antara
atasan dan bawahan guna memastikan bahwa apa yang telah, sedang dan akan
dilakukan bawahan mengarah pada target kinerjanya sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak, serta guna mengantisipasi segala persoalan
yang mungkin timbul;
- Pengumpulan data dan informasi
oleh masing-masing pihak sebagai bukti pendukung realisasi kinerja bawahan.
Pengumpulan dapat dilakukan melalui formulir penilaian kinerja, observasi
langsung maupun tanya jawab dengan pihak-pihak terkait;
- Pertemuan tatap muka antara
atasan dan bawahan untu mengkaji bukti-bukti otentik kinerja bawahan
diklarifikasi, didiskusikan dan disimpulkan bersama sebagai kinerja
bawahan pada periode tertentu;
- Diagnosis berbagai hambatan
efektivitas kinerja bawahan dan tindak lanjut bimbingan yang dapat
dilakukan atasan untuk menyingkirkan hambatan-ambatan tadi guna
meningkatkan kinerja bawahan.
Manajemen
kinerja efektif hendaknya memenuhi syarat syarat berikut :
- Relevance, hal hal atau faktor- faktor
yang diukur adalah yang relevan (terkait dengan pekerjaannya, apakah
itu output-nya, prosesnya atau input-nya;
- Sensitivity, sistem yang digunakan harus
cukup peka untuk membedakan antara karyawan yang berprestasi dan tidak
berprestasi;
- Reliability, sistem yang digunakan harus
dapat diandallkan, dipercaya bahwa mengunakan tolok ukur yang objektif, akurat,
konsisten dan stabil;
- Acceptability, sistem yang digunakan harus
dapat dimengerti dan diterima oleh karyawan yang menjadi penilai ataupun
yang dinilai dan memfasilitasi, komunikasi aktif dan konstruktif antara
keduanya;
- Practicality, semua instrument, misalnya
formulir yang digunakan harus mudah digunakan oleh kedua pihak, tidak
rumit dan berbelit belit.
Adapun menurut Budi W. Soetjipto (2006 : 29 ) secara umum
implementasi manajemen kinerja yang efektif mampu :
- Mengkoordinasikan unit-unit
kerja yang ada di dalam organisasi;
- Mengidentifikasikan dan
mendokumentasikan berbagai hambatan dan permasalahan kinerja;
- Menjadi landasan pengambilan
keputusan di bidang SDM;
- Menjadi alat untuk
mengefektifkan pengelolaan SDM;
- Menumbuhkembangkan kerjasama
antara atasan dengan bawahannya;
- Menjadi wahana penyampaian
umpan balik secara regular kepada bawahan;
- Meminimalkan kesalahan dan
meniadakan kesalahan berulang
Kriteria efektifitas merupakan hal yang sangat penting.
Bahkan jika kriteria yang diusulkan sejauh ini dianggap obyektif sifatnya,
perlu kiranya dilakukan analisis atau telaah, kriteria efektivitas yang
digunakan adalah:
·
Pengarahan: menetapkan tujuan, perencanaan
jangka panjang dan jangka pendek; kewirausahaan dan investasi yang dapat
dipercaya dalam perusahaan-perusahaan komersial; merencanakan struktur
organisasi yang tepat; memelihara citra positif perusahaan. Diukur atau
ditunjukkan dengan: tingkat tujuan yang dicapai – adanya tinjauan strategi ke
masa depan, keberhasilan inovasi, profitabilitas, nilai saham yang tinggi, dan
sebagainya. Kenyataan memperlihatkan bahwa banyak dari indikator tersebut
memberikan alasan yang entah favorabel atau tidak, sangat di luar pengendalian
organisasi, dan indikator-indikator tersebut tidak selalu merupakan akibat dari
efektivitasnya.
·
Delegasi: motivasi dengan mendorong
diambilnya keputusan yang dipertimbangkan dengan baik yang mengarah kepada
tindakan. Hal ini menyatakan bahwa manajer memihki wewenang yang diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya Diukur atau ditunjukkan dengan: luasnya
wewenang yang didelegasikan, dan apakah hal itu dianggap tepat oleh bawahan,
tingkat dorongan dari atas.
·
Pertanggungjawaban: pengertian yang jelas mengenai
siapa bertanggung jawab terhadap apa, tanpa ada kesenjangan di antara sejumlah
pertanggungjawaban Diukur atau ditunjukkan dengan seberapa jauh atasan memahami
bahwa pertanggungjawaban dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan.
·
Pengendalian: mengawasi kinerja yang tidak
sesuai dengan tujuan dan standar Diukur atau ditunjukkan dengan: daftar tugas,
seperti penggunaan sumber daya, banyaknya produk yang ditolak, kualitas layanan
dan sebagainya. Mungkin juga meliputi pengukuran terhadap perilaku atau moral.
·
Efisiens: penggunaan optimum dari sumber
daya dan pencapaian terhadap tingkat output yang direncanakan dengan biaya
minimum. Diukur atau ditunjukkan dengan rasio input-output.
·
Koordinasi: mengintegrasikan aktivitas dan
kontribusi dari bagian-bagian yang berlainan dalam perusahaan. Diukur atau
ditunjukkan dengan: hubungan yang mendukung di antara unit-unit yang saling
tergantung, tingkat gangguan aliran aktivitas. Mungkin juga meliputi tingkat
persediaan, pengantaran, dan sebagainya.
·
Adaptasi: kemampuan untuk menanggapi
perubahan lingkungan, kecakapan untuk membuat inovasi dan memecahkan masalah.
Diukur atau ditunjukkan dengan: perubahan-perubahan dalam pangsa pasar dan laju
perkembangan produk baru yang berhasil. Mungkin juga meliputi solusi kreatif
terhadap berbagai masalah ataupun perkembangan praktek-praktek yang mengalami
perbaikan.
·
Sistem sosial dan harapan perorangan: memelihara sistem sosial, hubungan
dan keadaan tenaga kerja supaya perusahaan mendapatkan komitmen dari karyawan.
Diukur atau ditunjukkan dengan: laporan penilaian kerja, survai perilaku,
tingkat ketidakhadiran, pergantian staf, dan sebagainya.
Pemahaman Balanced Scorecard dan
Penerapan pada Organisasi Perusahaan
Pemahaman balanched scorecard itu suatu alat analisis yang
digunakan pihak internal perusahaan untuk pengukuran kinerja. Balanched
scorecard itu akan memberikan gambaran kinerja secara komprehensif dan
berimbang dengan menggunakan empat perspektif yaitu perspektif keuangan,
pelanggan, proses internal bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat
perspektif tersebut sangat mempengaruhi satu sama lainnya.
Dalam manajemen,
perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan
atau manajer sering tidak memperhatikan
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering
manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis
yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan
mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan
rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah
ditetapkan dalam rencana strategik, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah
melalui berbagai kegiatan tahunan. didalam rencana kinerja ditetapkan rencana
capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat
sasaran dan kegiatan.penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda
penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk
mencapainya dalam tahun tertentu.
Pentingnya
Peran Visi dan Misi
Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu
perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di
katakan bahwa visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai
dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu
tujuan.
Adanya visi dan
misi merupakan syarat wajib bagi sebuah perusahan
atau organisasi. Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang berbeda, semua
tergantung tujuan yang akan dicapai oleh masing – masing perusahaan. Biasanya
visi dan misi dibuat saat perusahaan sedang akan dibangun, karena visi dan misi
perusahaan menjadi landasan dasar bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu tak
perlu ditanyakan lagi, bahwa peranan visi dan misi perusahaan sangatlah
penting.
Istilah visi
berasal dari kata vision yang berasal dari bahasa Inggris yang memiliki
arti penglihatan.
Bisa diartikan yang dimaksud visi adalah sebuah pandangan tentang tujuan jangka
panjang perusahaan atau rencana yang akan dicapai oleh suatu perusahaan. Visi
biasanya berisi pernyataan yang singkat dan jelas, namun bisa mencakup semua
tujuan dan cita – cita perusahaan.
Sedangkan misi
adalah kegiatan atau aktifitas yang mengarahkan perusahaan anda pada tujuan
yang menjadi impian perusahaan tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa misi adalah
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mendukung perusahaan hingga
mencapai tujuannnya.
Tujuan penetapan visi perusahaan,yaitu:
·
Mencerminkan sesuatu yang
akan dicapai perusahaan.
·
Memiliki orientasi pada
mas adepan perusahaan.
·
Menimbulkan
komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaa
·
Menentukan
arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas
·
Menjamin kesinambungan
kepemimpinan organisasi perusahaan
Syarat dan Kriteria Visi Perusahaan:
·
Dapat dibayangkan oleh
seluruh jajaran organisasi perusahaan
·
Dapat dikomunikasikan
dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan
·
Berwawasan jangka
panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman
·
Memiliki nilai yang
memang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan
·
Terfokus
pada permasalahnan instansi perusahaan agar dapat beroperasi
Cara Merumuskan Misi
Perusahaan:
Ø Melibatkan
pihak-pihak yang berkepentingan
Ø Menyelaraskan
kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada, untuk memeungkinkan
perusahaan melaksanakan kegiatannya lebih baik dan dengan seefesien mungkin
Ø Menentukan
lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi organisasi
perusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal
Fungsi Misi:
Ø Memberikan
arah usaha
Ø Memfokuskan
langkah-langkah yang akan diambil
Ø Objektif,
target dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi yang suadah dibentuk
Ø Membimbing
aksi dalam berbagai tingkat
Ø Membantu
mencegah karyawan agar tidak salah melangkah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar